Langsung ke konten utama

Pelabuhan Pulau Baai Diproyeksikan Jadi Pintu Gerbang Eksport Import

Guna Meningkatkan nilai tambah produk dan peluang pasar komoditas perkebunan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah khususnya  Crude Palm Oil (CPO) dan kopi, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Dan Perkebunan Provinsi Bengkulu menggelar pertemuan dan konsolidasi pelaku usaha CPO dan kopi bersama pelaksana tugas (Plt) Gubernur Rohidin Mersyah.

Eksport komoditas pertanian dan tambang menjadi pilihan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bengkulu. Plt gubernur mengatakan pintu keluar masuk terhadap komoditas produksi  Bengkulu harus berada pada control pemerintah dan pelaku usaha memanfaatkan infrastruktur strategis yang ada. Pulau Baai diharapkan menjadi gerbang eksport import sehingga komoditas pertanian Bengkulu langsung didistribusikan tanpa melalui daerah tetangga. Selain keuntungan petani bertambah, dampaknya Bengkulu mendapatkan nama sebagai aktor dan pelaku eksport.


“Saya melihat potensi Pulau Baai pintu masuk eksport-import peluangnya besar sekali, CPO dan kopi kita pastikan pintu keluarnya adalah Pulau Baai.  dengan begini nilai tambah petani akan naik neraca belanja eksport-import akan positif ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pulau Baai siap untuk melaksanakan peran itu itu dan jika petani juga siap  dan akan muncul pelaku usaha baru,” tegas Plt Gubernur Rohidin Mersyah.

Dalam kesempatan ini, Plt Gubernur Bengkulu juga menginstruksikan agar segera mendaftarkan komoditas produk asli Bengkulu diantaranya, Bunga Raflesia sebagi ikon Provinsi Bengkulu, Kain Besurek, Alat Musik Dol, Jeruk Kalamansi, Pisang Curup dan Itik Talang Benih.

“Ini komoditas yang bisa jadi identitas daerah dan punya nilai ekonomi jangan sampai produk ini diklaim oleh daerah lain,” ujar Rohidin.


Data yang disampaikan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Dan Perkebunan, Rasmawan, sektor pertanian saat ini mempunyai peranan penting terhadap perekonomian daerah sebagai penyumbang  produk domestic regional bruto 38,34 %.  Kelapa sawit dan kopi  merupakan komoditas andalan dari 16 komoditas yang ada di Provinsi  Bengkulu.

Saat ini Bengkulu memiliki kiloan kopi unggulan diantaranya Sehasence, Sintaro 1, Sintaro 2 dan Sintaro 3, dikembangkan didaerah Kepahiang dan Rejang Lebong  yang  dikeluarkan Kementerian Pertanian.  Kopi Bengkulu juga masuk 10 besar kopi terbaik nasional. Namun menurut Rasmawan saat ini kopi Bengkulu belum terdaftar memiliki sertifikat indikasi geografis (IG) yang akan memberikan nilai tambah pada kopi tersebut.

Sebagai langkah mendukung Visit 2020 Wonderful Bengkulu, pada tahun 2018 juga akan dibangun kampung kopi di kawasan perkebunan kopi Kabupaten Rejang Lebong.

Sementara itu general manager  pelindo Drajat Sulistio menuturkan,  Peti Kemas dan CPO saat ini sudah bisa eksport dari pelabuhan Pulau Baai. Sudrajat berharap langkah ini diikuti produk komoditas lain. Untuk proses eksport  dikatakannya Pelindo membuka kantor pelayanan 7 hari seminggu hingga pukul 10 malam. Disana akan dijelaksan prosedur ekport barang.

“Kami buka kantor pelayanan 7 hari sampai jam 10 malam, silahkan untuk  datang ke kantor kami dan akan kami layani bagaimana prosesnya” katanya. (Fredi-Media Center Pemprov)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Invonasi Layanan, Trigger Tumbuhnya Investasi

Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu terus berupaya membuka akses investasi dengan menawarkan berbagai potensi daerahnya. Selain itu, komitmen berbenah layanan pada birokrasi terus dilakukan. Dikatakan anggota DPD RI (dewan perwakilan daerah) Ahmad Kanedi, pemerintah daerah sedang getol-getolnya membuka peluang investasi serta promosi sektor wisata. Menurutnya, hal ini pantas dilakukan karena Bengkulu mempunyai potensi menjanjikan. "Pemerintah membentangkan karpet merah untuk investor. Kita selaku masyarakat siap menyambut untuk mendukung program pemerintah memajukan daerah yang kita cintai ini," ungkap Bang Ken - sapaan akrab Kanedi, Senin (29/1/2018). Saat itu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan hotel bintang 4 di Kota Bengkulu. Hotel dengan 11 lantai itu, diharapkan turut berikan kontribusi pembangunan serta misi besar Provinsi Bengkulu dalam program visit Bengkulu 2020. Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersya

Perda Penanaman Modal Permudah Investor Berinvestasi

Bengkulu-MC. Salah satu upaya Pemda Provinsi Bengkulu dalam pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan adalah dengan mengundang para investor untuk menanamkan investasinya. Hal tersebut saat ini telah diperkuat dengan disahkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bengkulu tentang Penanaman Modal. Rohidin Mersyah selaku Plt Gubernur Bengkulu mengatakan, ada beberapa point pendukung supaya para investor bersedia menanamkan modalnya di suatu daerah, mulai dari proses pemberian perizinan tidak dipersulit, kondisi keamanan daerah yang kondusif serta iklim investasi yang sehat dan saling menguntungkan. “Ini dalam rangka bagaimana kita menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, kemudian prosedur tahapannya, termasuk potensi investasi-investasi yang ada di Bengkulu,” terang Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah usai Paripurna dengan agenda Pandangan Akhir Fraksi-Fraksi terhadap Rencana Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penanaman Modal dilanjutkan pengesahan Perda Pen

Watimpres Kunjungi Bengkulu, Minta Masyarakat Kembangkan Potensi Daerah

Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) hadir langsung melihat Potensi yang dimiliki Provinsi Bengkulu dalam bidang pariwisata, hal tersebut dilakukan untuk mendorong daerah-daerah berpotensi wisata supaya giat mengembangkan desa wisata. Ketua Watimpres Sri Adiningsih mengatakan, desa wisata bisa menjadi atraksi tersendiri bagi wisatawan. Dia mencontohkan kawasan sekitar Borobudur adalah contoh yang baik dalam pengembangan desa wisata. Sebab, wisatawan yang mengunjungi candi Buddha terbesar di dunia itu juga bisa mengunjungi kawasan sekitarnya. “Selama ini jika ke Jogja biasanya hanya ke Candi Borobudur, setelah itu selesai. Namun Sekarang bisa dilihat, atas bantuan BUMN, BUMDes dan masyarakat sedang dikembangkan kawasan wisata Borobudur yang besar, yang bukan hanya datang untuk melihat candi,” katanya saat pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu di ruang Rafflesia, Jumat(19/5). Lebih lanjut guru besar ilmu ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu m